الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin rahimakumullah
Ramadlan yang penuh berkah, rahmah dan ampunan telah kita lalui. Dan kini dengan datangnya Idul Fitri kita memulai tahun baru. Rasulullah bersabda, “Barang siapa berpuasa dan beribadah malam di bulan Ramadlan dengan beriman dan berharap pahala dari Allah, maka ia akan meninggalkan dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan ibunya” (HR Ibnu Majah). Mari kita masuki tahun baru ini dengan memperbaiki keimanan kita. Raulullah bersabda, “Perbaruilah keimanan kalian”. Sahabat bertanya, “bagaimana kami memperbarui keimanan kami, Rasulullah?”. Rasulullah menjawab, “Ucapkan kalimat, لا اله الا الله” .(HR Ahmad) Kita telah memulai hari ini dengan mengumandangkan takbir dan tahlil.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Hari ini umat Islam di Indonesia secara serentak mengumandangkan takbir bersama. Jika ditilik secara demografis kumandang takbir di Indonesia tentulah paling bergema di antara negara-negara Islam sedunia. 88 % dari 250 juta umat Islam memasuki tahun barunya dengan mengumandangkan takbir. Memperbarui keimanannya dengan mengucap tahlil. Gema takbir dan tahlil yang dulu mengawali kemajuan peradaban Islam. Gema takbir yang semula hanya berkumandang di hijaz, kemudian menyebar hingga ke Eropa selatan, Afrika utara, seluruh semenanjung Arab, Asia Tengah, hingga ke Cina dan Inda dalam kurun waktu tidak lebih dari 20 tahun. Subhanallah. Gema takbir yang dikumandangkan 200 juta umat Islam di Indonesia, yang merupakan umat Islam terbesar di dunia, dan gema takbir yang menjadi personifikasi pembaruan keimanan, membuncahkan harapan akankah kebangkitan Islam bermula dari negeri ini?. Bukan hanya keunggulan demografis, Indonesia juga memiliki dinamika intelektual yang progresif dan keragman budaya. 7 abad silam, Islam mengawali puncak kejayaannya dengan takbir dan tahlil yang kemudian menumbuhkan semangat intelektual. Dan dengan masuknya orang-orang non Arab ke dalam agama Islam terjadilah persinggungan antar beragam kebudayaan dan pada gilirannya menumbuhkan dinamika intelektual yang sangat progresif. Dan puncaknya, di bawah kepemimpinan Bani Abbasiyah umat Islam mencapai tingkat peradaban tertinggi di dunia pada masanya. Jadi, sesungguhnya umat Islam Indonesia memiliki potensi untuk menjadi penggerak bagi kembalinya kebangkitan peradaban Islam. Pertanyaannya adalah maukah dan mampukah kita mengaktualisasikan potensi tersebut.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Kaum muslimin rahimakumuulah.
Bersama Allah dan di jalan Allah generasi pendahulu kita mampu mencapai puncak tertinggi peradaban. Dan kini bersama Allah dan di jalan Allah kita seharusnya juga mampu membangkitkan kembali peradaban Islam. Kejayaan peradaban Islam pada masa lalu di topang oleh lahirnya generasi ulul albab sejak masa sahabat hingga generasi emas abad 2 dan 3 hijriyah. Ulul Albab adalah orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dalam kondisi apapun dan selalu berpikir tentang ciptaan Allah. Semakin tinngi tingkat ilmu yang dicapainya seorang ulul albab akan semakin tunduk, beriman dan menyadari keagungan Allah. Allah berfirman:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (ال عمران: 191)
(ulul albab adalah) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Al-bukhori dan Ibnu Sina adalah dua contoh kader ulul albab yang menjadi penopang kemajuan peradaban Islam. Al-Bukhori adalah ulama hadis yang mempelajari ayat-ayat Allah yang tertulis, yaitu alquran dan hadis. Sedangkan Ibnu Sina adalah ulama kedokteran yang mempelajari ayat-ayat Allah yang terlihat, yaitu anatomi manusia. Disamping memiliki keahlian di bidang masing-masing, keduanya juga seorang yang taat beribadah dan tunduk serta berpasrah diri kepada Allah. Setiap kali hendak memasukkan satu hadis ke dalam kitab “al jamius sohih”, al-Bukhori selalu melakukan sholat sunnah seraya memohon petunjuk dan mengharapkan ridlo Allah. Demikian pula Ibnu Sina, seorang ahli kedokteran yang hafal al-Qur’an, setiap kali beliau menemui kesulitan dalam masalah ilmu kedokteran, beliau selalu datang ke masjid untuk melakukan sholat sunnah seraya memohon petunjuk Allah. Mereka para iluwan yang tidak hanya mengandalkan akalnya saja, tetapi juga memohon petunjuk Allah.
Subhanallah. Maha suci Engkau.
Mereka berdua adalah personifikasi firman Allah:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (الانفال:2)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal
Ketika diperlihatkan ayat-ayat Allah dalam anatomi manusia maka semakin bertambahlah iman Ibnu Sina dan bertambahlah kepasrahannya. Dan ketika diperlihatkan ayat-ayat Allah dalam sunnah Rasulullah, maka semakin bertambahlah iman al-Bukhori dan semakin bertawakallah ia.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Bersama Allah dan di jalan Allah seharusnya kita bisa bangkit dari keterpurukan untuk membangun kembali kejayaan peradaban Islam. Al-bukhori dan Ibnu Sina telah membangun tradisi intelektualnya sesuai dengan petunjuk Allah dalam ayat yang pertama kali turun, yaitu ayat pertama surah Al-Alaq. Kalimat pertama dari ayat tersebut berbunyi اقرأ (iqro’), yang artinya: bacalah. Ini sebuah perintah yang mengindikasikan perlunya membangun tradisi intelektual melalui transfer of knowledge. Tetapi iqro’ tidaklah berdiri sendiri. Ia harus dipadu-padankan dengan lanjutan ayat iqro’, yaitu بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ yang arti selengkapnya adalah, bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Bagian kedua dari ayat pertama al-alaq ini mengisyaratkan keharusan menanamkan sikap religius kepada seorang intelektual atau transfer of value.
Bukan sekedar intelektualitas kering yang dibutuhkan untuk membangkitkan kembali peradaban Islam, melainkan intelektualitas rabbani seperti dicontohkan al-bukhori dan Ibnu Sina yang kita perlukan untuk membangkitkan kembali peradaban Islam. Bukan hanya dengan iqro’, tradisi intelektual yang kita kembangkan, melainkan dengan iqro’ yang berbasis nilai bismi robbikkal ladzi kholaq. Dengan menjadikan pengalaman intelektual al-Bukhori dan Ibnu Sina sebagai model, insyaAllah, bersama Allah, di jalan Allah dan dengan petunjuk Allah sebuah peradaban Islam yang maju akan dapat kita raih.
Marilah, kita buka lembaran baru di bulan Syawal ini untuk menanamkan kesadaran tentang potensi besar yang dimiliki umat Islam di Indonesia dalam membangkitkan kembali peradaban Islam. Marilah, bersama Allah dan di jalan Allah kita aktualisasikan potensi itu; kita bangun peradaban Islam yang humanis, akrab lingkungan dan selalui mendapat ridlo Allah. Marilah, kerja keras itu kita awali dengan takbir, tahlil dan tahmid di hari raya ini; takbir, tahlil dan tahmid yang tidak hanya diucapkan di lisan saja, melainkan juga diyakini di dalam hati dan diwujudkan dalam amal perbuatan sehari-hari.
وَمِنْ سَنَةٍ جَدِيْدَةٍ نَدْعُوْ اللهَ اَنْ يُوَفِّقَنَا لِمَا يُحِبُّ وَيَرْضَى وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَه وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك، سُبْحَانَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه، خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه، أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّه بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Kaum Muslimin Rahimakumullah. Sesungguhnya jalan Allah dikehendakiNya sebagai jalan yang mudah, jalan yang menyenangkan, jalan yang penuh dengan dzikir dan berpikir. Jalan Allah adalah jalan yang penuh cahaya. Dengan berdzikir dan berpikir, Allah memudahkan kita menyelesaikan melewati persoalan yang kita hadapi. Marilah kita tapaki jalan Allah dengan mengikuti petunjukNya dan petunjuk RasulNya; kita tapaki jalan Allah dengan mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya; kita tapaki jalan Allah dengan mentaati Allah dan RasulNya. Dan bersama Allah serta di jalan Allah, marilah kita bangun generasi ulul albab yang akan menjadi lokomotif perubahan menuju kebangkitan kembali peradaban Islam. Mudah-mudahan upaya kita menuju jalan Allah diberi kemudahan dan selalu mendapat ridlo dari Allah.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه وبارك وسلم اجمعين
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ ، وَالْمُؤْمِنَاتِ ، وَالْمُسْلِمِينَ ، وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ ، وَالْحِكْمَةَ ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّك وَعَدُوِّهِمْ إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخِيًّا مُسْتَظِلًّا بِظِلِّ كِتَابِكَ، مُلْتَزِمًا بِهَدْيِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وعلى آله وسلم وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْن
اللهم تَقَبَّلْ صِيَامَنَا ، وَقِيَامَنَا ، وَأَعِدْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ هَذَا الَيَوْم ، وَأَعِدْ أَمْثَالَهُ عَلَيْنَا ، وَنَحْنُ نَتَمَتَّعُ بِالْإِيْمَانِ ، وَالْأَمْنِ ، وَالْعَافِيَة
اللهم وَفِّقِ الْوُزَرَاءَ وَالْاُمَرَاءَ وَالْقُضَاءَ وَالْعُلَمَاءَ وَالْعُمَّالَ لِلصَّوَابِ وَالْحَقِّ وَبِهِ يَقْضُوْنَ وَيَعْدِلُوْنَ لَا يَخَافُوْنَ فِي اللهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ وَلَا يَحَابُّوْنَ قَرِيْبًا لِقُرْبِه وَلَا قَوِيًّا لِقُوَّتِهِ وَلَاتَجْعَلْ تَصَرُّفَاتِهِمْ فِي الرَّعِيَّةِ اِلَّامَصْلَحَةً لَهُمْ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمُوْرَنَا وَاجْمَعْ كَلِمَتَنَا عَلَى الْحَقِّ وَاهْدِ وُلَاتَنَا لِمَا فِيْهِ الْخَيْرُ وَالصَّلَاحُ فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا وَوَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى إَنَّكَ جَوَّادٌ كَرِيْم
Selamat hari raya idul fitri kullu aam wa antum bi khoir taqabballahu minna wa minkum
***
tema: Melalui Momentum Idul Fitri kita Kembalikan Kejayaan Peradaban Islam
Sasaran: kalangan terpelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar