Selasa, 30 Juli 2013

Metode Tafsir Ibnu Atiyyah

I. Pendahuluan


Menyambung apa yang disampaikan Ibnu Ḥazm tentang karya dan ulama kebanggaan Andaluisa, Ibnu Said menambahkan Tafsir Ibnu `Aṭiyyah sebagai karya Andalusia yang dikenal di barat maupun timur dan penulisnya termasuk tokoh ulama abad 6 H[1]. Ibnu `Ashūr memasukkan Tafsir Ibnu `Aṭiyyah di antara tafsir-tafsir terpenting yang menjadi rujukannya[2]. Tidak kurang dari 400 (empat ratus) kali Ibnu `Ashūr merujuk kepada pendapat Ibnu `Aṭiyyah. Hal yang sama juga dilakukan al-Qurtubī. Dalam tafsirnya, al-Qurtubī mengutip pendapat Ibnu `Aṭiyyah lebih dari 480 (empat ratus delapan puluh) kali. Bahkan Abu Ḥayyān

Rabu, 24 Juli 2013

Melihat Hubungan Muslim Dengan Non Muslim Melalui Penafsiran Surat al-Mumtahinah ayat 8

I. Pendahuluan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (الممتحنة:8)


Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil[1].


Pembahasan mengenai hubungan muslim dengan non muslim selalu berakhir dengan terbentukya dua kutub yang saling berlawanan: toleran dan intoleran. Kutub intoleran umumnya memposisikan non muslim berhadap-hadapan secara diametral.

Jumat, 19 Juli 2013

Analisa Asbab al-Nuzul Al-Wahidi dan Al-Suyuṭi Pada Al-Nur 3 dan Al-Furqan 68-70

I. Pendahuluan


Memahami al-Qur’an tidak cukup hanya dengan mengandalkan penguasaan bahasa Arab, apalagi hanya dengan bekal terjemah. Dibutuhkan banyak piranti untuk dapat memahami al-Qur’an dengan benar agar tidak terjatuh dalam penafsiran yang arbriter. Salah satu piranti yang dibutuhkan dalam memahami al-Qur’an adalah asbāb al-nuzūl. Ibnu Daqīq al-‘Īd berkata, “Penjelasan sabab Nuzūl adalah jalan yang kuat untuk memahami al-Qur’an”[1]. Sementara al-Wāhidī menjelaskan, “tidak mungkin mengetahui penafsiran suatu ayat tanpa mengacu pada kisah ayat tersebut dan penjelasan turunnya.”[2]. Sedangkan Ibnu Taimiyah

Senin, 08 Juli 2013

Quo Vadis Alumni Sarang, Tela'ah Atas Fleksibilitas Kiprah Lulusan Pesantren

Salah satu halaman buku memori alumni Ghozaliyah angkatan 1991 memuat gambar karikatur yang menggelitik. Dalam karikatur tersebut digambarkan seseorang yang bersarung dan berpeci khas santri sedang memandangi berbagai papan petunjuk arah dengan roman muka yang menyiratkan kebingungan. Ke manakah selepas dari pesantren? Begitulah kira-kira maksud karikatur tersebut.


Ini bukan problem khas pesantren. Hampir seluruh lulusan lembaga pendidikan menghadapi persoalan ini. Persoalan dimana seseorang berada di persimpangan jalan dan harus menentukan pilihan, kearah manakah ia harus melangkah. Banyak orang

Rabu, 03 Juli 2013

Kisah Nabi Adam Alayhi al-Salam dalam Al-Qur`an, Pendekatan Tafsir Tematik

A. Pendahuluan


Salah satu kisah yang dituturkan al-Qur`an adalah kisah Nabi Adam Alayhi al-Salām . Kisah nabi Adam Alayhi al-Salām dituturkan dalam fragmen-fragmen yang tersebar di berbagai surat. Masing-masing fragmen dituturkan dalam konteks wacana, style bahasa, dan sifat keluasan cerita yang berbeda. Jadi, kisah nabi Adam Alayhi al-Salām  disebutkan lebih dari sekali di tempat yang berbeda tetapi dengan style bahasa, sifat keluasan dan dalam konteks wacana yang berbeda.


Hal itu dapat dipahami, sebab al-Qur`an bukanlah teks sejarah, meskipun di dalamnya terdapat kisah-kisah yang menceritakan tokoh dan kehidupan di masa lampau. Tujuan utama penuturan kisah

Artikel Terkini

PERKEMBANGAN LEMBAGA PERADILAN DARI MASA KENABIAN HINGGA DINASTI ABBASIYAH

Download versi pdf A. Pendahuluan Agama apapun tentu berisikan ajaran-ajaran tentang kebenaran dan petunjuk bagi penganutnya agar mendapatka...

Paling Sering Dibaca